Apa sih? Mungkin agak sedikit aneh di telinga antum. Tapi ini adalah julukan aneh bagi para aktivis di lingkungan ane yang ane kenal. Sebelumnya ane menjuluki ikhwan yang sering memakai jeans berbentuk botol dengan “ikhwan jeanser” atau “ikhwan botol”. Ada juga julukan lain bagi akhwat yaitu “akhwat roker” atau “princess” bagi para akhwat yang berbusana muslimah dan cantik. Terdengar gak adil sih…hahaha :D
Nah ! sekarang yang akan ane bahas adalah “ikhwah boncengan”, yakni para aktivis yang senang berboncengan dengan lawan jenis, baik ikhwan maupun akhwat. Biasanya nih kalo mendengar julukan “ikhwan” atau “akhwat”, mengarahnya lebih khusus ke -anak rohis, para penegak kalimat “amar ma’ruf nahi mingkar”.Tapi lucu juga yah…kalo penegak amar ma’ruf nahi mungkar malah boncengan dengan seseorang yang bukan mahramnya. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.
(Riwayat Ahmad)
Hayoo lhooo….!!Mungkin akan ada sedikit bentuk pembelaan, seperti…
“Kan ane gak boncengan di tempat sepi, kan boncengannya di jalan raya…”ya elah…namanya juga jalanan, kadang sepi kadang rame, belum lagi kalo jalanannya lagi rusak…dan motor berjoget kesana kemari…hmmm…
na’udzubillah….>.
“Ini darurat,ukh…hehehhe!”
Darurat atau sengaja didarut-daruratiin nih??Sedarurat apa sih…???Apakah sang akhwat layaknya Aisyah r.a. yang tertinggal rombongan, dimana beliau pada saat itu sendirian di tengah padang pasir tanpa teman dan perbekalan.Apakah si akhwat sendirian di tengah padang pasir dan bekal nya ketinggalan?? Yang ada si Akhwat malah lagi bawa makanan di atas padang debu (aspal)…hehehe
“Kami cuma temenan kok. Kami merasa biasa aja”mungkin kita lupa bahwa syaitan akan selalu jadi yang ketiga . Sudah menjadi tugas syaitan untuk membisikkan kalimat-kalimat jahat kepada manusia yang dapat meracuni jiwa dan dapat merusak iman.
Ukhti wa akhifillah…bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang khalwat. Sabda beliau: “Hai orang –orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Berangsiapa mengikuti langkah-langkah syaitan maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar” (An Nur : 21).
Tidak bisa dipungkiri bahwa berduanya seorang pria dengan wanita yang bukan mahramnya sangat potensial membuka peluang terjadinya fitnah. Kendati boleh jadi keduanya tidak memiliki niat jahat. Oleh sebab itu, hadits di atas dengan tegas melarang perbuatan tersebut.
Tidak malukah kita kepada ALLAH yang senantiasa memantau tingkah laku kita??? Bukankah engkau tahu bahwa camera ALLAH tidak pernah lowbatt atau rusak?? BUkankah ALLAH sedang melihat segala perbuatan kita??? Tidak ada satu pun yang bisa bersembunyi dari pantauan ALLAH. Tidak cukupkah nikmat yang ALLAH berikan padamu???bukankah memiliki kendaraan juga merupakan salah satu nikmat dari Nya??
JIka niat kita ingin meringankan beban orang lain…maka lakukanlah dengan cara yang lebih baik dan mulia di mata ALLAH. Tunjukkanlah padanya jalan yang baik atau solusi yang lain. Bukankah engkau aktivis dakwah???
DImana pun kita berada… kita harus mewarnai bukan malah terwarnai atau menodai orang lain… Jaga lah iffah dan izzah mu..selalu…
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahrim 66:6)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali
orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 1-3).
§ ‘ASMA ANDINI SARI (A2S)
0 comments:
Posting Komentar